Membicarakan pendidikan, asumsi awal yang timbul dalam benak pikiran kita adalah sebuah institusi formal yang dibatasi oleh bangunan, pengajar, siswa, uang, waktu belajar, izin kegiatan, pemerintah, dan aturan sebagainya. Asusmsi ini tentu tidak semata-mata tumbuh dalam benak kita, tetapi merupakan sebuah implikasi dari sebuah sistem yang telah lama diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tidak sebatas itu, sistem inipun membuahkan asumsi diskriminatif atas pendidikan informal dan non formal, sehingga kedua model pendidikan tersebut acapkali dicap sebagai intitusi sekunder dan bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat umumnya.
Minggu, 18 April 2010
HENI YULIANTI 2A MATEMATIKA
Membicarakan pendidikan, asumsi awal yang timbul dalam benak pikiran kita adalah sebuah institusi formal yang dibatasi oleh bangunan, pengajar, siswa, uang, waktu belajar, izin kegiatan, pemerintah, dan aturan sebagainya. Asusmsi ini tentu tidak semata-mata tumbuh dalam benak kita, tetapi merupakan sebuah implikasi dari sebuah sistem yang telah lama diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tidak sebatas itu, sistem inipun membuahkan asumsi diskriminatif atas pendidikan informal dan non formal, sehingga kedua model pendidikan tersebut acapkali dicap sebagai intitusi sekunder dan bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat umumnya.
Hakekat Keberadaan Manusia
Isi dari kepribadian manusia terdiri dari 1) pengetahuan; 2) perasaan, dan; 3) dorongan naluri. Pengetahuan merupakan unsur-unsur atau segala sesuatu yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung di dalam otak manusia melalui penerimaan panca inderanya serta alat penerima atau reseptor organismanya yang lain. (Koentjaraningrat, 1986: 101-111)
Kalau unsur perasaan muncul karena dipengaruhi oleh pengetahuan manusia, maka kesadaran manusia yang tidak ditimbulkan oleh pengaruh pengetahuan manusia melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya disebut sebagai naluri. Sehubungan dengan naluri tersebut, kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap manusia disebut sebagai “dorongan” (drive), maka disebut juga sebagai dorongan naluri. Macam-macm dorongan naluri manusia ,
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
- Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Posts Relacionados
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Cinta itu menimbulkan taat dan patuh ada tolong menolong ada memahami terus menerus mengerti. Sesungguhnya ketika kita mencintai Allah maka Allah akan menumbuhkan cinta kasih kepadanya. Cinta memunculkan tindakan-tindakan untuk yang dicinta. Maka sesungguhnya pernyataan dan tindakan kita akan cinta kepada Allah akan sangat Berbeda ketika tindakan kita bukan atas nama cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah akan menumbuhkan kekuatan yang laur biasa bagi yang mencintaNya.
Prasangka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional[1]
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori.[2]
- Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
- Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
- Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.
Beberapa jenis diskriminasi terjadi karena prasangka dan dalam kebanyakan masyarakat tidak disetujui.
Stratifikasi sosial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Pengertian
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.